Allah Menjaga Kemurnian Al-Qur’an Melalui Para Penghafal Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab petunjuk bagi orang-orang yang berakal. Untaian kalimat yang indah di dalam Al-Qur’an, telah Allah jadikan untuk mudah dihafal dan dipahami oleh para penghafalnya. Kita sebagai umat Islam turut berbangga karena ada ribuan bahkan puluhan ribu umat Islam yang telah hafal Al-Qur’an, bahkan sebagian dari mereka adalah anak-anak kecil yang masih belum baligh.
Allah telah memilih Para Penghafal Al-Qur’an untuk menjaga keautentikan, keaslian dan kemurnian Al-Qur’an. Betapa amanat yang begitu agung bagi Para Penghafal Al-Qur’an, karena melalui merekalah, Allah jaga kemurnian Al-Qur’an hingga akhir zaman.
Allah berfiman dalam QS. Al-Hijr ayat 9 :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.”
Tafsir Al-Muyassar menjelaskan bahwa dengan keagungan dan kekuasaan Allah, Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi, dan Allah akan menjaganya hingga hari kiamat dari segala pengubahan.”
Salah satu penjagaan Allah terhadap Al-Qur’an adalah Allah memilih diantara hamba-hambaNya yang bisa menghafal Al-Qur’an. Jadi, para Penghafal Al-Qur’an itu pilihan Allah. Dan pilihan Allah ini, tidak semata bergantung kepada kecerdasan otak. Betapa banyak orang-orang yang cerdas tapi tidak bisa menghafal Al-Qur’an.
Banyak kita lihat, para ahli ilmu eksak, ilmu sains, teknik dls bahkan para juara di Perguruan Tinggi, mereka dengan mudah lolos mencapai nilai tinggi. Namun pada saat menghafal Al-Qur’an, belum tentu mereka akan mudah menjalaninya. Demikian karena Penghafal Al-Qur’an adalah pilihan-pilihan Allah. Maka sebagai penghafal Al-Qur’an hendaknya harus banyak berdoa.
Tidak ada satupun kitab di muka bumi ini yang dihafal oleh para pemeluknya, oleh orang-orang yang mengimaninya sebanyak Al-Qur’an. Maka jangan pernah seseorang berharap mengubah satu huruf pun dari Al-Qur’an. Karena para penghafal Al-Qur’an ini selalu meneliti dan akan selalu melihat ayat-ayat Al-Qur’an. Maka, begitu ada kesalahan satu huruf saja di dalam sebuah mushaf, akan segera cepat diketahui oleh para Penghafalnya.
Para Penghafal Al Baqarah dan Ali Imran Mendapat Kedudukan Mulia di Mata Para Sahabat
Para Penghafal Al-Qur’an memiliki kedudukan istimewa sepanjang zaman. Dahulu, para sahabat yang mampu menghafal, memahami surat Al-Baqarah dan Ali Imran, maka mendapat keududukan yang agung dan mulia di mata para sahabat.
Sahabat Anas bin Malik RA juga mengatakan :
من فضلهما أن قال فيهما أنس رضي الله عنه: “كان الرجل إذا قرأ البقرة وآل عمران جد فينا _ يعني عظم _ ” رواه الإمام أحمد في المسند (12236), وقال شيخ الإسلام ابن تيمية في الصارم المسلول (123):”هذا إسناد صحيح.
“Dahulu orang yang membaca (hafal dan faham) surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran adalah dianggap agung (mulia) diantara kami”. (Riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad. Syeikhul Islam Ibn Taimiyyah dalam Ash-Shorimul Maslul berkata: Ini sanadnya shahih).
Mengapa kedua surat tersebut menjadi sangat istimewa? Demikian karena kedua surat tersebut disebut juga sebagai az zahrowain sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits:
Az Zahrowain adalah sebutan dari Rasulullah ﷺ untuk surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan melalui jalan Sahabat Abu Umamah Al-Bahili RA, Rasulullah ﷺ bersabda:
(اقرؤوا القرآن؛ فإنّه يأتي يومَ القِيامِة شفيعاً لأصحابهِ؛ اقرؤوا الزّهراوينِ: البقرةَ وسورةَ آلِ عمرانَ؛ فإنّهما تأتيانِ يومَ القِيامِة كأنّهما غمامتانِ، أو كأنّهما غيايتانِ، أو كأنّهما فِرقان من طيرٍ صوَافّ، تحاجَّانِ عن أصحابِهما؛ اقرؤوا سورةَ البقرِة؛ فإنّ أخذها برَكةٌ، وتركها حسرةٌ، ولا يستطيعها البَطَلةُ).
“Bacalah Al-Qur`an, karena Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti memberi syafa’at kepada para sahabatnya (Sahabat Al-Qur’an). Bacalah Az-Zahrowain, yaitu Al-Baqarah dan Ali ‘Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan yang menaungi para sahabat keduanya (Sahabat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran), atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang berbaris membela para sahabat keduanya (Sahabat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran). Bacalah surah Al-Baqarah, karena mengambilnya (membaca, mempelajari dan mengamalkannya) adalah berkah dan meninggalkannya adalah penyesalan. Dan para penyihir tidak akan dapat menghafalkannya (atau tidak mampu mengganggu para pembacanya).”(HR. Imam Muslim dalam shahihnya, Imam Ahmad, dll)
Imam An-Nawawi dalam Syarah Muslim ketika menjelaskan makna Az-Zahrowain: “Keduanya (Al-Baqarah dan Ali ‘Imran) dinamakan Az-Zahrowain karena cahaya keduanya dan petunjuk keduanya serta besarnya pahala keduanya”.
Al-Hafidh Zainuddin AbdurRauf Al-Munawi Rahimahullah dalam “As-Sirajul Munir Syarh Al-Jami’ Ash-Shaghir”: “Makna Az-Zahrowain adalah dua cahaya yang bersinar. Keduanya (Al-Baqarah dan Ali ‘Imran) dinamakan dengan nama tersebut karena banyaknya cahaya hukum-hukum syari’at dan nama-nama Allah dalam keduanya atau karena keduanya memberikan hidayah petunjuk kepada pembacanya”.
Masya Allah, sedemikian mulianya kedudukan penghafal Al-Baqarah dan Ali Imron disisi Para Sahabat. Lantas bagaimana keistimewaan yang Allah berikan kepada para Penghafal 30 juz Al-Qur’an? Bagaimana pula kedudukan mereka yang mempunyai hafalan dengan sangat mutqin dan kuat? Tentu kedudukan mereka sangatlah istimewa dan mulia. (Selesai)
Penulis adalah Pimpinan Islamic Center Wadi Mubarak, gelar Doktor Quranic Parenting disematkan setelah mempertahankan disertasi berjudul “Konsep Parenting (Al-Tarbiyah Al-Wâlidiyyah) dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Sejarah Nabi Ya’qub A.S.)” di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, tahun 2017.