14. Pembaca Alquran Akan Dibangkitkan Bersama Malaikat
Hari kebangkitan merupakan sebuah keniscayaan, yang pasti akan dirasakan oleh seluruh umat manusia di muka bumi. Setelah manusia dibangkitkan dari alam kubur, maka Allah akan mengumpulkan manusia di Padang Mahsyar untuk menunggu keputusan Allah. Pada hari tersebut, hari dimana manusia dibangkitkan sesuai amalannya, dan tiada berguna lagi harta benda bahkan ikatan persaudaraan. Hanya amal solihlah yang menemani pada hari kebangkitan yang dahsyat tersebut.
Betapa beruntungnya, bilamana manusia dibangkitkan bersama para malaikat mulia, bersama para nabi, sahabat, dan kaum muslimin. Siapakah yang beruntung untuk dibangkitkan bersama para malaikat tersebut? Ialah sang ahlul Quran. Yang rajin membaca Alquran, mentadabburinya dan mengamalkannya. Sebagaimana dalam sebuah hadits:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala”. (HR. Muslim)
penjelasan imam muslim :
وَأَمَّا الَّذِي يَتَتَعْتَعُ فِيهِ فَهُوَ الَّذِي يَتَرَدَّدُ فِي تِلَاوَتِهِ لِضَعْفِ حِفْظِهِ فَلَهُ أَجْرَانِ : أَجْرٌ بِالْقِرَاءَةِ ، وَأَجْرٌ بِتَتَعْتُعِهِ فِي تِلَاوَتِهِ وَمَشَقَّتِهِ .
‘Adapun orang yg terbata bata dalam membaca alqur’an adalah yg berulang2 dalam membacanya sebab lemahnya hafalan maka baginya dua pahala yaitu pahala membaca dan pahala kesulitan dalam membacanya.’
Sungguh, tiada kerugian bagi sang Ahlul Quran. Bagi seseorang yang mahir, maka mendapat kemuliaan dibangkitkan bersama malaikat. Adapun bagi Sahabat Quran yang masih terbata karena kurang lancar membaca Alquran, bahkan tetap diganjar dua pahala. Bahkan bagi Shohibul Quran yang telah berazzam untuk menghafalkan Alquran, namun kemampuannya terbatas dan tetap mengisi hari harinya dengan bacaan Alquran, maka iapun akan dibangkitkan bersama para Penghafal Alquran. Demikian karena manusia akan dibangkitkan bersama yang ia cintainya.
15. Buah Utrujah, Identitas Keharuman Pembaca Alquran
Buah utrujah atau buah jeruk yang harum dan manis merupakan salah satu buah yang dianalogikan sebagai umat islam yang gemar membaca Alquran. Sebagaimana dalam sebuah hadits: Dari Abu Musa Al Asy’ariy RA, Rasulullah ﷺ bersabda,
الْمُؤْمِنُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ
“Permisalan orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 5059)
Betapa indahnya analogi tersebut, buah jeruk yang harum, wangi semerbak, warnanya ranum, rasanya manis, tentu membuat semua orang ingin mencicipinya. Buah jeruk mengandung banyak manfaat. Bukan hanya daging buahnya namun juga kulit dan bijinya.
Sebagaimana dilansir dalam sebuah artikel kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, buah jeruk dikenal sebagai buah yang rendah kalori, mengandung banyak air, tinggi serat, dan vitamin C. Beberapa manfaat buah jeruk yang baik untuk tubuh, di antaranya yaitu; buah jeruk mengandung senyawa flavonoid hesperitin dan naringenin yang dapat mengurangi risiko kanker. Kandungan citric acid and citrates, juga telah terbukti mencegah pembentukan batu ginjal. Komponen antiinflamasi dan antioksidan dari jeruk dapat membantu mencegah penuaan kulit dengan melawan radikal bebas, membantu menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung, mencegah anemia, mencegah stroke, menurunkan tekanan darah, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan mata dls. [1]
Bukan hanya buahnya yang bermanfaat, kulit jeruk juga mengandung nutrisi yang tinggi yakni serat, vitamin, dan mineral. Seratus gram kulit jeruk mengandung 11 gram serat, sementara satu sendok makan kulit jeruk mengandung vitamin C dengan jumlah 3 kali lipat dari daging buahnya.
Maka mengkonsumsi kulit jeruk bisa meningatkan kesehatan jantung. Polifenol yang terkadung di dalam kulit jeruk bisa menurunkan berbagai penyakit. Adapun kandungan senyawa antibakteri serta mineral yang berupa fosfor dan kalsium dalam kulit jeruk, bisa membantu mencegah pembentukan gigi berlubang dan membantu menjaga kesehatan tulang.[2] Cara mengkonsumsi kulit jeruk yaitu dengan mengeringkannya dan menyeduhnya menggunakan air panas.
Masya Allah, sedemikian kayanya manfaat dari buah jeruk. Sangatlah pantas jika mukmin yang rajin membaca dan mengamalkan Alquran dipermisalkan seperti buah jeruk, karena seorang mukmin itu jiwanya bagus, qalbunya juga baik, dan ia bisa memberikan kebaikan kepada orang lain. Duduk bersamanya terdapat kebaikan. Maka seorang mukmin yang rajin membaca Alquran adalah baik seluruhnya, baik pada dzatnya dan baik untuk orang lain.
Adapun seorang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma. Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang mukmin yang rajin membaca Alquran jauh lebih utama dibanding yang tidak membaca Alquran. Tidak membaca Alquran artinya tidak mengerti bagaimana membaca Alquran, dan tidak pula berupaya untuk mempelajarinya.
Perumpamaan seorang munafiq, namun ia rajin membaca Alquran adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Karena orang munafiq itu pada dzatnya jelek, tidak ada kebaikan padanya. Munafiq adalah : orang yang menampakkan dirinya sebagai muslim namun hatinya kafir. Kaum munafiq inilah yang Allah nyatakan dalam firman-Nya :
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah tambah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” [Al-Baqarah : 8 – 10]
Didapati orang-orang munafiq yang mampu membaca Alquran dengan bacaan yang bagus dan tartil. Namun mereka hakekatnya adalah para munafiq yang kondisi mereka ketika membaca Alquran adalah seperti yang digambarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ :
يقرؤون القرآن لا يتجاوز حناجرهم
“Mereka rajin membaca Alquran, namun bacaan Alquran mereka tidak melewati kerongkongan mereka.”
Maka Nabi ﷺ mengumpamakan mereka dengan buah Raihanah, yang harum aromanya, karena mereka terlihat rajin membaca Alquran; namun buah tersebut pahit rasanya, karena jelek dan jahatnya jiwa mereka serta rusaknya niat mereka.
Adapun orang munafiq yang tidak rajin membaca Alquran, maka diumpamakan oleh Rasulullah ﷺ seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan tidak memiliki aroma wangi. Inilah munafiq yang tidak memiliki kebaikan sama sekali. Tidak memiliki aroma wangi, karena memang ia tidak bisa membaca Alquran, selain itu, dzat dan jiwanya juga dzat dan jiwa yang jelek dan jahat. Demikian jenis dan tipe manusia terkait dengan Alquran. Semoga Allah masukkan kita ke dalam golongan mukmin yang sekaligus ahlul Quran. Aamiin (Selesai)
Penulis adalah Pimpinan Islamic Center Wadi Mubarak, gelar Doktor Quranic Parenting disematkan setelah mempertahankan disertasi berjudul “Konsep Parenting (Al-Tarbiyah Al-Wâlidiyyah) dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Sejarah Nabi Ya’qub A.S.)” di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, tahun 2017.
*Penulis skrip dan editor Tanti Ummu Fahdlan
[1] Arnarson, Atli, PhD. 2019. Oranges 101: Nutrition Facts and Health Benefits. https://www.healthline.com/nutrition/foods/oranges#plant-compounds. (Diakses pada 24 Januari 2020).
[2] Diah Ayu, hellosehat.com, ditinjau oleh dr.Patricia Lukas Goentoro