(Ditulis Oleh Ibnu Syam, Mahasiswa STIU WM disadur dari liqo maftuh bersama Ustadz Dr. Didik Hariyanto, Lc., M.P.I)
Kemenangan tidak selamanya ditentukan oleh jumlah yang banyak, tidak selamanya karena kekuatan yang besar. Akan tetapi, adakalanya kemenangan itu ada pada pihak yang kecil, jumlah yang sedikit. Tidak kah kita mendengar firman Allah yang mengatakan:
كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةًۢ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Sudah berapa banyak dari golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak atas izin Allah.” (QS: Al-baqarah:249)
Oleh karenanya, jangan hanya sebab fasilitas yang kurang kita berhenti bekerja, jangan hanya karena SDM yang sedikit kita tidak mau berjuang. Ingat! Jumlah yang banyak bukan jaminan untuk menang.
Lalu bagaimana bisa terjadi kelompok yang sedikit dapat mengalahkan kelompok yang banyak? Itu terjadi jika Allah mencintai kita. Lalu bagaimana caranya Allah mencintai kita? Renungilah hadits Rasulullah ﷺ berikut ini:
“إن الله يحب إذا عمل أحدكم عملا أن يتقنه.” أخرجه أبو يعلى والطبراني
“Sesungguhnya Allah mencintai jika salah satu di antara kalian melakukan sebuah amalan (pekerjaan) lalu menyempurnakannya.” (HR. Abu ya’la dan At-thabari)
Jadi, salah satu cara untuk meraih cintanya Allah adalah melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh.
Baca Juga: Perbuatan Baik Yang Tersembunyi
Dari hadits di atas, kita dapat mengambil dua pelajaran penting dalam hidup kita. Yang pertama ialah (عمل) bekerja. Dalam menjalani kehidupan ini kita harus bekerja. Umar bin Khattab pernah berkata: “jika ada seseorang yang mengagumkan akan tetapi dia tidak memiliki pekerjaan, maka ia tidak ada apa-apanya di mataku.”
Dalam melakukan sebuah pekerjaan kita harus istiqomah, yaitu konsisten dalam pekerjaan. konsisten merupakan salah satu kunci kesuksesan. Ia juga merupakan tanda bahwa Allah mencintai pekerjaan yang kita lakukan. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah ﷺ pernah ditanya:
أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إلَى اللَّهِ ؟ قَالَ ادومها وان قل
Pekerjaan apakah yang paling dicintai oleh Allah? Beliau menjawab “pekerjaan yang terus-menerus dilakukan walaupun sedikit’ ” (Muttafaqun Alaih)
Hal yang juga harus selalu kita perhatikan dalam bekerja adalah keikhlasan. Sebab ikhlas adalah salah satu dari dua syarat pekerjaan kita diterima dan bernilai pahala disisi Allah.
Baca Juga: Pendaftaran Graha Qur’an Online Angkatan-3
Lakukanlah pekerjaan dengan penuh rasa cinta, bukan karena benci. Dengan begitu pekerjaan akan lebih ringan dikerjakan. Jangan lupa pula, barengi selalu pekerjaan dengan komitmen dan prinsip. Agar tidak mudah terombang-ambing dengan segala rintangan yang dihadapi.
Pelajaran yang kedua adalah (اتقان في العمل ) menyempurnakan pekerjaan. Dalam menyempurnakan sebuah pekerjaan setidaknya ada empat kriteria yang harus kita perhatikan. Di antaranya ialah:
Kerja keras
Sungguh-sungguh dalam bekerja, memberikan yang terbaik dalam pekerjaan, dan mengerahkan semua kemampuan yang kita miliki merupakan bagian dari kerja keras. Dengarlah slogan orang-orang yang mengatakan: “kerja-kerja-kerja”.
Kerja Cerdas
Bekerja dengan ilmu dan skill, terus belajar dan tidak malu belajar dari siapapun, adalah salah satu wujud nyata bahwa kita bekerja dengan cerdas. Ada ungkapan yang mengatakan: “bekerja bukan hanya dengan otot tapi juga harus dibarengi dengan pemikiran matang”.
Kerja Tuntas
Jangan berhenti hanya karena pekerjaan yang banyak dan sulit. Tetapi bekerjalah sampai akhir sampai mendapat hasil. Renungilah kata-kata ini: “hasil takkan pernah mengkhianati usaha”
Kerja Ikhlas
Niatkan! Semua yang kita lakukan adalah karena Allah. Dengan begitu semua sepak terjang kita dalam bekerja akan bernilai pahala di sisi Allah aza wa jalla. Tadabburilah firman Allah berikut ini:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ
“Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatupun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS: Al-Kahfi:110)
Editor: Al.Choer