Di samping sisi keindahan, “keberkahan” adalah hal penting yang harusnya hadir di rumah kita. Setiap orang pasti mendambakan kehidupan yang penuh berkah.
Berkah, dalam bahasa Arab disebut barakah, yakni kebaikan yang melimpah (al-khair al-wafir). Rumah yang diberkahi berarti rumah yang dilimpahi kebaikan dan selalu mendapat petunjuk Allah.
Oleh karena itu, agar rumah kita diberkahi Allah ﷻ maka perlu upaya untuk mewujudkannya, antara lain:
Pertama, tempat pendidikan.
Yakni, rumah menjadi tempat pendidikan bagi anggota keluarganya. Khususnya Pendidikan Tauhid dan Keimanan. Sebab tauhid dan iman adalah pondasi yang menguatkan pribadi setiap anggota keluarga. Bencana dunia akan mudah dilewati jika tauhid dan iman tertancap kuat di hati.
Baca Juga:
5 Alasan Penting Pendidikan Al-Qur’an Sejak Usia Dini
Menjadi Pendidik Yang Positif
Kedua, tempat tilawah al-Qur’an.
Rumah senantiasa dihiasi dengan lantunan tilawah. Tiap saat yang terdengar adalah untaian hikmah. Bukan sekedar obrolan ringan apalagi ghibah (membicarakan orang lain). Tilawah, dilakukan oleh semuanya, baik suami maupun istri. Karena orangtua adalah teladan bagi anak-anaknya.
Allah ﷻ berfirman:
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَىٰ فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا
“Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui”
(Q.S. Al-Ahzab [33]: 34).
Dari Abu Hurairah, Rasulullahﷺ bersabda,
لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Janganalah jadikan rumah kalian seperti kuburan, karena setan itu lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surat al-Baqarah.”
(HR. Muslim no. 1860)
Ketiga, tempat menegakkan sholat.
Kita dianjurkan untuk banyak melakukan shalat sunnah di rumah. Lakukanlah shalat-salat sunnah rawatib (shalat sunnah pengiring shalat wajib, baik qobliyah maupun ba’diyah), tahajjud, dan dhuha di rumah kita.
Rasulullahﷺ bersabda:
أفضل صلاة المرء في بيته إلا المكتوبة
“Shalat yang utama bagi seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat-shalat wajib”
(H.R. Al-Bukhari No. 7290).
Dalam hadits lainnya, Rasulullahﷺ bersabda:
اجعلوا في بيوتِكم من صلاتِكم، ولا تتَّخِذوها قبورًا
“Jadikanlah rumah kalian sebagai tempat shalat kalian, jangan jadikan ia sebagai kuburan”
(H.R. Al-Bukhari No. 432, 1187, Muslim No. 777)
Baca Juga:
Informasi Pendaftaran PG TAUD Angkatan XV
Informasi Pendaftaran Graha Qur’an Online Angkatan 3
Bagaimana “Surga”-mu?
Hingga detik ini, sudah kerasankah kita berada di rumah? Apakah rumah telah menjadi tempat kembali yang selalu dirindukan? Jika belum demikian, sudah saatnya kita muhasabah diri.
Walau ia hanya sementara, tapi ketahuilah bahwa dari rumah peradaban itu bermula. Sehingga “kekokohan” rumah tidak bergantung pada fisik bangunan semata. Melainkan pada tiap nilai yang ditanamkan pada orang di dalamnya.
Jika kita berharap hadirnya Surga di rumah kita, maka berupayalah untuk menjadikan rumah kita sebagai tempat yang indah lagi berkah. Keindahan diwujudkan dengan memelihara kebersihan dan kesederhanaan.
Adapun keberkahan dapat dituai dengan menjadikan rumah sebagai tempat beribadah, mulai dari pendidikan tauhid dan keimanan, hingga tempat tilawah dan shalat ditegakkan.
Pada akhirnya, semoga Allah ﷻ menjadikan rumah kita di dunia ini serasa Surga, dan semoga kita memiliki rumah di Surga kelak. Sebagaimana do’a Maryam bintu Imran:
إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“…ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga…”
(Q.S. At-Tahrim [66]: 11).
Editor: Ummu Fahdlan//Al.Choer
Baca Sebelumnya: Rumah Seperti Surga (1)