“Bersyukurlah karena Allah ﷻ jadikan kita fokus dalam mendalami serta mempelajari Al-Qur’an, karena itu merupakan sesuatu yang paling harus didalami dan dipelajari”, begitu kiranya petikan nasehat yang disampaikan oleh Syaikh Ahmad Jilan saat kunjungannya di Islamic Center Wadi Mubarak Bogor pada Senin (3/7/2023).
Sesi tausiyah ini berlangsung selepas salat asar berjamaah yang diikuti oleh seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor (STIU-WM).
Memulai tausiyah yang akan diberikan, beliau menyampaikan kegembiraanya atas kesempatan untuk berkunjung ke Islamic Center Wadi Mubarak Bogor. Ini merupakan kali pertama kunjungan beliau ke tempat ini.
Baca Juga:
– Ketua Yayasan ICWM Dapatkan Sanad Al-Qur’an Di Madinah
– Lantama Wisata Salurkan Profit Usaha Rp 400 Juta Ke Islamic Center Wadi Mubarak
– Kerjasama Dengan STIUWM Walikota Padang Buka Pelatihan Guru Al-Qur’an
Tentunya, kunjungan ini juga merupakan sebuah kehormatan bagi segenap pengurus Wadi Mubarak karena dapat menyambut kehadiran beliau yang juga merupakan pengajar di Masjid Nabawi dan Masjid Al-Haram, Arab Saudi.
Tafsir dan pendalaman makna Surat Al-Fatihah beliau pilih pada kesempatan kali ini. Surat Al-Fatihah memiliki kandungan dan muara makna yang sangat dalam dan luas. Walaupun berkali-kali diselami, tak akan pernah habis untuk diresapi serta diambil pelajarannya.
Salah satu yang disampaikan, bahwa surat Al-Fatihah menjelaskan bahwa dalam kata ”Al-Hamdu” pada ayat kedua memiliki makna bahwa segala pujian bagi Allah ﷻ itu selalu ada, baik di awal maupun di akhir, jugalah semua pujian dan sanjungan hanya milikNya semata.
Faedah lain yang disampaikan adalah makna “Ar-Rahman” yang menunjukkan bahwa ilmu itu Rahmah diantara para pegiatnya.
Dalam sampaiannya, beliau menyampaikan bahwa ilmu yang benar itu akan menyatukan umat dan menjadikannya kuat, bukan malah memecah belah dan mencerai beraikan. Karena esensi ilmu yang benar itu akan membimbing umat kepada persatuan.
Di akhir kalimat, beliau menyampaikan tentang doa terbaik yang juga terkandung di surah Al-Fatihah, yaitu pada ayat ”اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ“, yang bermakna “Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,” Doa inilah yang semestinya senantiasa dipanjatkan dan diminta oleh setiap muslim dalam doanya, karena inilah yang lebih dibutuhkan bahkan daripada makan dan minum.
Esensi sebuah jalan yang lurus pun Allah ﷻ telah jelaskan pada ayat berikutnya, “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.”
Sesi kajian dan nasehat kali ini berlangsung penuh antusias dari para mahasiswa. Dalam penyampaian tausiyah ini, beliau mengiringinya dengan tanya jawab, kuis serta interaksi dengan para mahasiswa dan mustami’ sehingga mejadikan suasana kajian yang hidup. “Kajian yang sangat menarik”, ucap salah satu mahasiswa semester enam asal Lombok, Sayid Abdullah A.R.// (mushaf/al.C)