Tidak ada suatu nikmat yang Allah ﷻ berikan kepada setiap hamba-Nya selain nikmat untuk bisa dekat dengan al-Qur’an. Karena betapa banyak umat Islam yang ingin mendedikasikan dirinya untuk bisa dekat dengan al-Qur’an namun belum diberikan nikmat ini oleh Allah.
Makna ‘Dekat’ disini bukanlah karena jarak, melainkan dekat karena bisa terus membacanya, mentadabburinya, menghafalnya, serta mengamalkannya. Sebagaimana Rasulullah bersabda yang disampaikan oleh Abu Musa al-Asy’ari ra:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الأُتْرُجَّةِ؛ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ, وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ؛ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ, وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ؛ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ, وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an adalah seperti buah utrujjah, baunya sedap dan rasanya pun lezat. Sedang orang mukmin yang tidak membaca al-qur’an adalah seperti buah kurma, tidak berbau tetapi rasanya manis. Adapun orang munafiq yang membaca Al Qur’an adalah seperti buah raihanah, baunya harum, namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca al-qur’an adalah seperti buah hanzhalah, tidak berbau dan rasanya pahit.” (HR. Bukhori; 5427 dan Muslim; 797)
Baca Juga: Pendaftaran PG TAUD SAQU Angkatan XV
Ustadz Dr. Didik Hariyanto., Lc., M.P.I menjelaskan apa itu Utrujjah. Beliau menuturkan bahwa Utrujjah adalah sejenis buah Jeruk yang teksturnya lembut, aromanya harum, rasanya manis dan menggugah selera. Begitulah perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an.
Secara kejiwaan ia akan memiliki aura yang baik dan positif. Namun seorang mukmin yang tidak membaca al-Qur’an, ia seperti kurma yang manis namun tidak beraroma harum. Kepribadiannya tetap baik namun tidak sebaik-sebaik golongan orang yang totalitas memberikan waktunya untuk al-Qur’an.
Ilustrasi dari hadits di atas di atas telah memberikan pesan kuat bahwa membaca al-Qur’an dengan intensitas tertentu dapat mempengaruhi kualitas kepribadian seseorang, sehingga semakin sering membaca al-Qur’an, akan semakin terasa nyata al-Quran menjadi ruh di dalam kehidupannya.
Baca Juga: Pendaftaran Graha Qur’an Online Angkatan 3
Dapat dipahami bahwa umat Islam yang diumpamakan seperti kurma ini adalah orang-orang yang secara individual memiliki kualitas kepribadiannya baik, tetapi kesalehan individualnya tidak diimbangi dengan kesalehan sosial, minimnya berinteraksi dengan al-Quran menjadikan hatinya tumpul tidak peka dan kualitas imannya tidak mampu menampilkan rasa empati dan kepedulian sosial.
Dan penggambaran bagi umat Islam yang seperti Utrujjah ini adalah mereka yang maka seseorang dengan karakter buah ini adalah pribadi yang menyenangkan lahir dan bathin; tampilan lahirnya sama baiknya dengan kondisi hatinya; bukan hanya sholeh secara individu, tetapi juga sholeh secara sosial karena kehadirannya banyak memberikan manfaat bagi manusia lainnya.
(Ditulis oleh Prince of Al Hambra, disadur dari tausiyah Ustadz Dr Didik Hariyanto. Lc., M.P.I saat Liqo Maftuh)
Editor: Al.Choer