Nabi Muhammad ﷺ adalah Nabi terakhir yang diutus untuk umat manusia. Sebagai Nabi pamungkas – penutup para nabi dan rasul – tentu memiliki kesempurnaan, baik kesempurnaan risalah yang dibawa maupun kesempurnaan akhlak sebagai pribadi di tengah keluarga maupun masyarakat.
Banyak sekali akhlak yang patut kita tiru dari perbuatan Rasulullah ﷺ yang semasa hidup telah beliau contohkan kepada para sahabat. Maka tak bisa dipungkiri bahwa beliau adalah teladan bagi umatnya.
Perlakuan beliau kepada Fatimah ra sebagai anak, terekam jelas oleh istri beliau ‘Aisyah ra: “Jika Fatimah datang menemui beliau, maka beliau berdiri, meraih tangannya, mencium dan mendudukkannya di tempat duduknya. Dan jika beliau datang menemuinya, maka ia akan meraih tangan beliau, mencium dan mendudukkannya di tempat duduknya.” (HR Abu Daud; 4540)
Dari sini dapat dilihat bagaimana Rasulullah ﷺ sangat menyayangi dan memberikan kehormatan sekalipun kepada anak. Tak malu untuk berdiri, mencium tangan dan kening lalu memberikan tempat duduk beliau kepada Fatimah ra.
Baca Juga: Rumah Seperti Surga (1)
Perlakuan tersebut merupakan salah satu bukti nyata dari sabda beliau yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah dan Ibnu Abbas ra:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku.”
(HR Tirmidzi; 3830 dan Ibn Majah; 1967)
Khusus kepada para istri, sabda Rasulullah ﷺ dari Abi Hurairah ra:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap para istrinya.“
(HR. Tirmidzi; 1082)
Rasulullah ﷺ pun berpesan kepada para sahabat dan diteruskan kepada para pengikutnya saat haji wada’ dari Amr bin Al Ahwash: “Ketahuilah; hak istri kalian atas kalian ialah kalian berbuat baik kepada mereka dalam (memberikan) pakaian dan makanan (kepada) mereka.”
(HR. Tirmidzi; 1083)
Baca Juga: 5 Alasan Penting Pendidikan Al-Qur’an Sejak Usia Dini
Dalam Shohih Bukhori disebutkan pertanyaan Al-Aswad kepada ‘Aisyah ra: “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah tentang apa yang dikerjakan Nabi ﷺ ketika berada di rumah. Maka ‘Aisyah pun menjawab, “Beliau selalu membantu keluarganya, jika datang waktu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakannya.”
(HR. Bukhori; 635)
Riwayat lain dari Imam Ahmad: “Dari ‘Aisyah ra, ia pernah ditanya mengenai apa yang diperbuat oleh Nabi ﷺ ketika di rumahnya. Ia menjawab; “Beliau menjahit bajunya, mengesol sandalnya, dan beliau melakukan sebagaimana yang dilakukan para lelaki di rumah mereka.” (HR. Ahmad; 25039)
Hadits ini menjadi petunjuk bahwa dalam keseharian di rumah pun, Rasulullah ﷺ tetap membantu pekerjaan istri dan dari perilaku beliau terhadap para istri dan anak maka tercipta keharmonisan rumah tangga. Perilaku beliau tidak hanya nampak di luar rumah saat bermasyarakat tetapi dalam rumah tangga pun sangat terpuji.
Sedangkan kepada pembantu pun Rasulullah ﷺ tetap menjaga sangat menjaga diri dari menyakiti perasaannya, sebagaimana telah diberitakan oleh Anas bin Malik ra selaku pelayan di rumah Rasulullah ﷺ : “Aku menjadi pelayan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama sepuluh tahun. Demi Allah, selama itu beliau tidak pernah berkata “Uff’ (Hus) kepadaku, dan tidak pernah membentakku dengan perkataan: “Hai, kenapa engkau perbuat begitu!” (HR. Bukhori; 5578: Muslim; 4269)
Demikianlah akhlak Rasulullah ﷺ baik dalam rumah tangga maupun di masyarakat. Tak ada kekurangan dan aib beliau dalam berprilaku sebagaimana orang biasa. Maka bahwa beliau adalah benar-benar suritauladan bagi seluruh ummat.
Maha Benar Allah ﷻ dalam firmanNya:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang baik.”
(QS Al-Qalam: 4)
Penulis: Abu Samudera
Editor: Al.Choer