9. Bacaan Alquran Mampu Memberikan Ketenangan
Manusia tidak pernah lepas dari berbagai ujian hidup, persoalan dan permasalahan. Pada saat futur, manusia sering kali merasakan beban hidup yang terlampau berat sehingga menimbulkan kekhawatiran, kecemasan, ketakutan dan ketidaktenangan. Bahkan banyak juga yang terjerumus kedalam kemaksiatan, karena salah tindakan dalam mencari solusi. Sebagian ada yang menggunakan obat-obatan terlarang untuk menghilangkan berbagai tekanan. Ada juga yang memilih ke club-club musik untuk mencari hiburan.
Kenapakah tidak kita sadari. Bahwa Allah sebenarnya telah menurunkan sumber ketenangan untuk berbagai masalah. Allah telah memberikan juga obat dari segala macam penyakit. Juga sumber ketentraman dari berbagai kecemasan dan ketakutan. Ialah Alquran, Kalamullah, yang memberikan ketenangan jiwa bagi hambaNya yang membacanya, mentadaburinya dan mengamalkannya.
Oleh karena itu, ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam kehidupan, apalagi kehidupan sekarang yang terasa kian berat. Dengan jiwa yang tenang kehidupan ini dapat dijalani secara teratur dan benar sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.
Untuk bisa menggapai ketenangan jiwa, secara tersurat, Al-Qur’an menyebutkan beberapa kiat praktis, yaitu: Dzikrullah; yakin akan pertolongan Allah; memperhatikan bukti kekuasaan Allah; bersyukur; dan membaca Al-Quran.
Sebagaimana termaktub dalam Alquran Surat Ar-Ra’d Ayat 28, Allah ﷻ berfirman:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Tafsir Almuyasar menjelaskan, Orang-orang yang beriman adalah mereka yang diberi petunjuk oleh Allah dan yang bertaubat kepada-Nya. Hati mereka menjadi tenang dan tentram dengan berzikir kepada Allah dengan lisan mereka, seperti membaca Alquran, bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, atau dengan mendengarkan zikir tersebut dari orang lain. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, mentahuhidkanNya, membuat hati menjadi tenteram. Meskipun mentafakkuri makhluk-makhluk Allah, ciptaan-ciptaan, dan mukjizat-mukjizat-Nya secara umum juga bisa menjadikan hati tentram, namun hasilnya tidak seperti ketentraman dengan berzikir kepada Allah.
10. Membaca Alquran Mendatangkan Rahmat dan Kasih Sayang Allah
Rahmat terdiri dari tiga huruf râ’, hâ’, dan mîm. Secara bahasa, setiap kata di dalam bahasa Arab, yang berakar dari tiga huruf râ’, hâ’, dan mîm memiliki arti dasar ‘kelembutan, kehalusan dan kasih sayang’.[1]
Pada dasarnya rahmat (kasih sayang) itu berasal dari Tuhan Maha Pengasih Penyayang (al-Rahmân al-Rahim). Allahﷻ adalah sumber rahmat (kasih sayang) yang tersebar di alam semesta ini. Allah ﷻ mewajibkan bagi diri-Nya sendiri memiliki sifat rahmat (kasih sayang). Hal tersebut tertuang dalam QS al-Anʻam [6]: 12. Yang artinya : “Katakanlah: ‘Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bum’. Katakanlah: ‘Kepunyaan Allah’. Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman.”
Betapa Maha Kasih Sayangnya Allah, sehingga dalam sebuah hadits juga dijelaskan bahwa Allah menciptakan 100 rahmat dan hanya 1 yang disebar bagi seluruh makhlukNya. satu rahmat itu disebar di muka bumi sehingga cukup bagi seorang ibu menyayangi anaknya dan semua makhluk baik manusia, burung, semua jenis hewan dan jin dapat mengasihi satu sama lain. Lalu 99 rahmat sengaja ditahan oleh Allah swt untuk memberi rahmat bagi seluruh hamba-Nya pada hari kiamat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إن لله مائة رحمة أنزل منها رحمة واحدة بين الجن والإنس والبهائم والهوام، فيها يتعاطفون، وبها يتراحمون، وبها تعطف الوحش على ولدها، وأخر الله تسعا وتسعين رحمة يرحم بها عباده يوم القيامة
“Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah mengakhirkan 99 rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)[2]
Salah satu cara untuk mendatangkan rahmat dari Allah tersebut adalah dengan membaca kitabullah. Allah ﷻ berfirman:
وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ مُبَارَكٌ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS. Al-An’am : 155)
Tafsir Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah menjelaskan bahwa Alquran memiliki banyak keberkahan, karena ia mengandung berbagai manfaat keduniaan dan keagamaan. Maka bertakwalah yaitu jauhkanlah diri kalian dari menyelisihinya dan mendustakan isinya. Dimana kalian menerimanya dan tidak menyelisihinya semoga kalian mendapatkan rahmat Allah.[3]
Maka salah satu cara untuk mendapatkan rammat Allah adalah dengan menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup yaitu melalui tahapan membacanya, mentadaburinya, menghafalkan dan mengamalkannya.
11. Malaikat pun Turut Mendoakan Sang Pembaca Alquran
Salah satu ibadah yang utama adalah membaca Alquran. Dalam bab sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa malaikatpun menjelma menjadi awan yang berhimpun dan membentuk seperti cahaya lampu-lampu dikarenakan mendengarkan bacaan Alquran dari Sahabat Usaid bin Khudhair.
Hal tersebut merupakan bagian dari keagungan bacaan Alquran, sehingga malaikatpun senang mendengarkan bacaan Alquran dan tentunya turut berdoa bagi sang pembaca Alquran. Rasulullah ﷺbersabda, “Orang yang lancar membaca Al Quran akan bersama malaikat utusan yang mulai lagi berbakti, sedangkan orang yang membaca Alquran dengan tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan mendapat dua pahala.” (HR Muslim)
Bacaan Alquran di dalam rumah juga mendatangkan keberkahan dikarenakan banyak malaikat yang turut berdoa dan menjaga rumah tersebut. Sebagaimana dalam sebuah hadits:
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ الْبَيْتَ لَيَتَّسِعُ عَلَى أَهْلِهِ وَتَحْضُرُهُ الْمَلَائِكَةُ وَتَهْجُرُهُ الشَّيَاطِينُ ، وَيَكْثُرُ خَيْرُهُ أَنْ يُقْرَأَ فِيهِ الْقُرْآنُ ، وَإِنَّ الْبَيْتَ لَيَضِيقُ عَلَى أَهْلِهِ وَتَهْجُرُهُ الْمَلَائِكَةُ ، وَتَحْضُرُهُ الشَّيَاطِينُ ، وَيَقِلُّ خَيْرُهُ أَنْ لَا يُقْرَأَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“Sesungguhnya rumah yang dibacakan Alquran didalamnya akan menjadi luas bagi pemiliknya, malaikat mendatanginya, setan menjauhinya dan banyak kebaikannya, dan rumah akan menjadi sempit bagi pemiliknya, malaikat menjadi terhalang, setan hadir dan sedikit kebaikannya jika tidak dibacakan Alquran di dalam rumah tersebut.” (HR. Ad Darimi: 3262)
Hadits tersebut menjadi salah satu dalil, bahwa malaikat akan turut mendatangi sang pembaca Alquran, turut mendoakannya sehingga mendatangkan banyak kebaikan dan keberkahan bagi pembaca Alquran.
(Bersambung Bag. V)
Penulis adalah Pimpinan Islamic Center Wadi Mubarak, gelar Doktor Quranic Parenting disematkan setelah mempertahankan disertasi berjudul “Konsep Parenting (Al-Tarbiyah Al-Wâlidiyyah) dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Sejarah Nabi Ya’qub A.S.)” di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, tahun 2017.
*Penulis skrip dan editor Tanti Ummu Fahdlan
[1] Ibnu Faris dalam Maqâyîs al-Lughah
[2] (Muttafaq ‘alaih; dalam Shahih Bukhari no. 6104 dan Shahih Muslim no. 2725; lafal hadits ini dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
[3] Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur’an Universitas Islam Madinah 155