MOTIVASI PENGASUH BAGI PENGURUS DAN SANTRI WADI MUBARAK
Masjid Jami’ Wadi Mubarak, Bogor – Pimpinan sekaligus Pengasuh Islamic Center Wadi Mubarak, K.H. Dr. Didik Hariyanto, Lc., M.P.I., menyampaikan motivasi bagi segenap Pengurus dan Santri pada hari Kamis (28/01/2021) bertempat di Masjid Jami’ Wadi Mubarak. Motivasi ini disampaikan sebagai bentuk kepedulian Pengasuh kepada para pengurus dan santri agar tumbuh rasa kepercayaan diri mereka sebagai Ahlul Qur’an.
Kajian Motivasi berlangsung setelah sholat maghrib hingga waktu isya’. Segenap Pengurus dan Santri Wadi Mubarak mengikutinya dengan penuh khidmat. Sesekali diselingi senyum dan tawa dari candaan khas pengasuh yang penuh makna.
Pengasuh mengawali motivasi dengan penyampaian tentang ni’mat belajar al-qur’an. Sembari menekankan agar ni’mat ini harus dijaga dan jangan sampai dirusak dengan maksiat yang dilakukan. Dengan penuh keyakinan Beliau tegaskan, “Antum sudah diberikan hal (al-qur’an) yang sangat mewah dan berharga dari Allah, maka jangan rusak itu dengan maksiat”.
Setelah mendapatkan ni’mat belajar al-qur’an, maka kewajiban berikutnya adalah mengajarkannya. Dalam Hadist disebutkan, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya” (HR. Bukhori). Menjadi Pengajar Al-Qur’an harus punya sifat adil dalam pribadinya.
Kriteria Adil adalah ketika seseorang selamat dari sebab-sebab kefasikan dan hal-hal yang merusak kewibawaan. Fasik bermakna melakukan dosa besar walau hanya sekali, atau melakukan dosa-dosa kecil secara berulang-ulang. Adapun kewibawaan, tidak selalu berkaitan dengan agama, namun juga berkaitan dengan adat istiadat yang berlaku di masyarakat.
Pengasuh mengingatkan agar para pengurus dan santri benar-benar memperhatikan kriteria adil tersebut. Sebab para ahlul qur’an memiliki tanggungjawab yang lebih besar, serta harus menjaga adab yang lebih baik daripada masyarakat awam pada umumnya. Apa-apa yang mungkin lumrah bagi masyarakat, misal pergi ke tempat karoeke, tapi menjadi pantangan bagi para ahlul qur’an.
Setelah menguraikan tentang ni’mat al-qur’an dan bagaimana kriteria pengajar al-qur’an, Pengasuh menambahkan poin penting yang harus selalu menjadi perhatian bersama. Pertama, Luruskan niat karena Allah. Niat menjadi pondasi dasar dalam dakwah, sebab medan dakwah sering kali berada pada kondisi yang tidak ideal. Jika tanpa niat yang lurus, niscaya akan berangsur “patah arang”. Terkait Fasilitas, Beliau menekankan agar jangan pernah bergantung pada fasilitas. Harus diubah cara pandangnya, bagaimana dengan fasilitas yang ada dakwah tetap bisa berkembang. Jika menunggu fasilitas lengkap, siapapun bisa. Tapi hanya orang hebatlah yang lahir dari segala keterbatasan.
Kedua, Totalitas untuk Ilmu. Jangan menunggu waktu kosong untuk belajar al-qur’an, tapi kosongkan waktu untuk al-qur’an. Orang yang punya qur’an jauh lebih kaya dibanding orang lain di muka bumi ini. Karena hafalan al-qur’an tidak bisa dibeli. Harus berlelah-lelah dahulu. Kita harus totalitas untuk ilmu. Sebab jika kita setengah-setengah, ilmu tidak akan memberikan apapun kepada kita.
Di akhir, Pengasuh mengajak para pengurus dan santri agar terbiasa berfikir besar, dan memberikan manfaat kepada orang lain. Tidak hanya sibuk mengurusi diri sendiri. Menurut beliau, “Penting untuk kerja bareng-bareng. Dalam amal jama’i tentu ada friksi dan gesekan, tapi kalau niat karena Allah serta punya tujuan yang sama, maka barisan akan tetap kuat.”
Melalui Kajian Motivasi, semoga para pengurus dan santri dapat lebih percaya diri dengan status mulia yang Allah anugerahkan kepada mereka, yakni Ahlul Qur’an. Sebagaimana dalam Hadits disebutkan, “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para Ahli Al-Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya,” (HR. Ahmad). [AFS]
Editor: Ibn Al.Choer