Orang yang menghafal Al-Qur’an tentunya memiliki keutamaan yang lebih tinggi dibanding orang yang belum menghafalnya. Dan untuk menghafalnya dipastikan akan mengalami banyak kesulitan, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari luar diri.
Kesulitan
Allah ﷻ mengabarkan kepada kita melalui firman-Nya, bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan1.
فإن مع العسر يسرا إن مع العسر يسرا
“Karena sesungguhnya setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyiroh: 5-6)
Arti kata العسر (dibaca: Al-‘usru) dalam Bahasa Indonesia adalah kesulitan. Adapun يسر (dibaca: yusrun) dalam Bahasa Indonesia adalah kemudahan. Ibnu Katsir menafsirkan perihal dua ayat diatas2, bahwa dua kata Al-‘usru pada ayat diatas adalah Al-‘usru yang sama alias kesulitan yang sama. Adapun dua kata yusrun pada ayat diatas adalah yusrun yang berbeda alias kemudahan yang berbeda. Jadi maksud dari dua ayat diatas adalah setiap ada satu kesulitan pasti ada dua kemudahan.
Al-Hasan Al-Bashri dan Qatadah ra berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda “satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan”3.
Baca Juga:
– Wujudkan Kota Tahfiz, Wali Kota Padang Kunjungi Islamic Center Wadi Mubarak Bogor
– Motivasi Satria Antoni PhD dihadapan Civitas Akademika STIU Wadi Mubarak
Allahﷻ menginginkan kepada kita kemudahan4 Allahﷻ berfiman dalam dua ayat di surat yang berbeda;
1. Al-Baqarah: 185
{يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر}
“Allah menginginkan bagimu kemudahan dan tidak menginginkan bagimu kesulitan”
2. An-Nisaa’: 28
{يريد الله أن يخفف عنكم}
“Allah menginginkan bagimu kemudahan”
Begitu pula Rasulullah ﷺ, beliau diutus bukan untuk mempersulit umatnya melainkan untuk mempermudah umatnya. Beliau bersabda “permudahkanlah dan janganlah mempersulit”5 “sesungguhnya kalian itu diutus untuk mempermudah dan bukan untuk mempersulit”6
Menghafal Kitab Suci Al-Qur’an
Kitab Suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah Al-Qur’an. Allahﷻ akan menjaga Kitab Suci Al-Qur’an melalui hamba-hamba-Nya yang terpilih hingga hari kiamat7. Allah ﷻ berfiman dalam Q.S. Al-Hijr: 9
{إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون}
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan Kami pula yang akan menjaganya”
Sebagaimana kita ketahui bahwa hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah8, yaitu jika sudah ada yang mewakili dan tercukupi, maka gugur kewajiban yang lain. Adapun surat Al-Fatihah, maka wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh untuk menghafalnya, karena surat ini dibaca setiap kali mendirikan sholat.9
Orang yang menghafal Al-Qur’an tentunya memiliki keutamaan yang lebih tinggi dibanding orang yang belum menghafalnya. Lalu apa saja keutamaan-keutamaan itu?10 Berikut diantaranya:
1. Al-Qur’an akan menjadi penolong bagi orang yang menghafalnya.
2. Semakin banyak hafalan Al-Qur’an, maka semakin naik pula derajatnya disurga kelak.
3. Penghafal Al-Qur’an lebih utama untuk menjadi imam sholat.
4. Allahﷻ mengangkat derajat didunia bagi penghafal Al-Qur’an.
Baca Juga
– Penerimaan Santri Baru Ma’had Tahfizh Al-Arqam TA. 2022-2023
– Pembukaan Ujian Tasmi’ Dan Lajnah 30 Juz
Kesimpulan
Jika ingin menghafal Al-Qur’an, maka berusahalah dan jangan berputus asa. Allahﷻ telah mengabarkan ‘jika ada satu kesulitan maka akan ada dua kemudahan’.
Dalam “Kaifiyyatu Hifdzh Al-Qur’an Al-Kariim” karya Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Munjid disebutkan cara-cara menghafal Al-Qur’an bagi yang ingin menghafalnya, yaitu:11
1. Meluruskan niat.
2. Memperbaiki bacaan terlebih dahulu.
3. Menentukan jumlah baris atau halaman yang akan dihafal setiap harinya.
4. Tidak menambah hafalan, kecuali sudah bagus hafalan-hafalan sebelumnya.
5. Tidak mengganti-ganti mushaf Al-Qur’an.
6. Memahami ayat yang akan dihafal.
7. Hati-hati dengan ayat-ayat yang mirip.
8. Menyetorkan hafalan kepada yang lain.
9. Tidak meninggalkan muroja’ah.
Sebagai penutup, penulis berdo’a agar Allah ﷻ memudahkan kita untuk menghafal Al-Qur’an, memberikan pahala yang besar atas usaha kita dalam menghafalnya, serta memasukan kita ke dalam surgaNya. Aamiin.
Penulis: Muhammad Bayu Al-farizi, Mahasiswa Semester 6 STIU WM
Editor: Al.Choer
Catatan Kaki:
[1][4] Tausikal, Muhammad Abduh, MSc, “Kaidah Fikih (5) Kesulitan Mendatangkan Kemudahan” Rumaysho.com (25 November 2012)
[2] Ibnu Katsir, “Tafsiir Al-Qur’an Al-‘azhiim 7:598”
[3] Ibnu Jariir Ath-Thabarii, “Tafsiir Ath-Thabarii 24: 496” Dar Hijr
[5] H.R. Bukhori No. 69 dan H.R. Muslim No. 1734
[6] H.R. Bukhori No. 220
[7] Ibnu Katsir, “Tafsiirul Qur’anul ‘Adzhiim surat Al-Hijr ayat 9”
[8] Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, “Almasa’il Al’ilmiyyah wal Fatawa Asy-Syar’iyyah” hal. 35-36 Daar Adh-Dhiya
[9] Hengki Ferdiansyah, Lc. MA, “Mau Sholat, Tapi Tak Hafal Surat Al-Fatihah? Ini Solusinya” Islami.co (04 Januari 2021)
[10] Yulian Purnama, “Mengapa Perlu Menghafal Al-Qur’an?” Muslimah.or.id
[11] Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Munjid, “Kaifiyyatu Hifdzh Al-Qur’n Al-Kariim”