Sebagai salah satu lembaga pendidikan Al-Qur’an di Indonesia, Islamic Center Wadi Mubarak (ICWM) layak bersyukur karena beberapa sinergi yang telah dilakukan bersama Masyayikh Timur Tengah. Salahsatunya adalah kunjungan Syaikh Abdul Hakim Assyubrumi, Syaikh Solih Assyubrumi, Syaikh Turkey Assyubrumi dan Syaikh Sulaiman Assyubrumi.
Tujuan utama kehadiran masyayikh tersebut adalah Peresmian Gedung MIT SaQu (11/10). Gedung MIT SaQu dengan total luas 384 M2, merupakan donasi dari Syaikh Abdul Hakim Assyubrumi dan Syaikh Solih Assyubrumi.
Binar kebahagiaan para Masyayikh tampak jelas saat mengunjungi masing masing kelas TAUD SaQu dan MIT SaQu. Kagum dengan pencapaian siswa-siswi, baik untuk materi hafalan, tahajji, tuhfatul athfal, adab dan materi lainnya.
Baca juga Ibu Membentuk Kepribadian Anak
Antusiasme tersebut tampak saat masyayikh tersebut turut merekam semua penampilan siswa siswi TAUD SaQu dan MIT SaQu.
Selain melihat KBM sekolah, Masyayikh juga turut serta berkeliling ke Gedung Baru MIT SaQu. Masyayih tersebut menyampaikan kebahagiaannya akan pengerjaan gedung yang rapi, dan mengharapkan agar dipisahkan antara kamar mandi ikhwan dan akhwat.
Usai mengunjungi KBM TAUD SaQu dan MIT SaQu, masyayikh juga mengunjungi kelas Bahasa Arab Mahasantri STIU. Saat mahasantri diberi pertanyaan tentang Nahwu, alhamdulilah, pertanyaan bisa dijawab dengan baik. Masyayikh juga menyampaikan rasa senangnya karena para mahasantri bisa diajak komunikasi dengan Bahasa Arab.
Bakda Sholat Dhuhur, Syaikh Abdul Hakim, yang juga sebagai Imam Besar di Jeddah ini menyampaikan tausyiahnya tentang keutamaan menuntut ilmu. Ia mengaku bangga dengan ICWM yang telah memberikan support luar biasa dalam pendidikan Al-Qur’an.
Baca juga Istri Imran Mempersiapkan Keshalihan Anak Sejak Dalam Kandungan
“Pendidikan yang ada di ICWM ini mutawashilah wa kamilah“, demikian uangkapnya. Yang menunjukkan bahwa pendidikan di ICWM adalah Pendidikan yang berkesinambungan dan komplit mulai dari jenjang Raudhatul Athfal sampai Sekolah Tinggi. Bahkan dilengkapi juga pendidikan pengkaderan guru dan imam.
Atas rasa syukurnya tersebut, Syaikh Abdul Hakim yang sekaligus professor di KSA ini menawarkan untuk dikirimkannya dosen-dosen dari King Abdul Aziz University untuk mengajarkan mata kuliah di STIU dengan durasi sepekan sampai 10 hari. Biidznillah, semoga ini menjadi awal yang baik untuk masa depan pendidikan Al-Qur’an di lingkungan ICWM.
Baca sebelumnya Al-Qur’an Dan Hadits Adalah Warisan Tak Lekang Jaman