Mengkhatamkan hafalan Al Quran tentu menjadi satu dari sekian banyak mimpi yang sangat didambakan oleh setiap muslim. Bukan hanya akan mendekatkan dirinya kepada Sang Pencipta. Di dalam hadis bahkan disebutkan bahwa ahlul Quran, mereka adalah keluarga Allah dan memiliki kedudukan khusus disisi-Nya.
Banyak sekali ikhtiar yang dilakukan oleh setiap muslim untuk bisa mencicipi nikmatnya menghafal Al Quran. Salah satu cara untuk mempermudah dalam menghafal adalah dengan menimba ilmu yang berkaitan dengan kitab itu sendiri, yaitu ilmu ushuluddin.
Saat ini cukup banyak instansi pendidikan yang sudah menyematkan ilmu ushuluddin sebagai prodinya. Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak (STIUWM) salah satunya.
Bermula dari sebuah lembaga yang menaungi para penghafal Quran (Islamic Center Wadi Mubarak). Saat ini di bawah bimbingan Dr.KH. Didik Hariyanto Lc, MA., Wadi Mubarak sudah bertransformasi menjadi sebuah sekolah tinggi yang mewajibkan bagi setiap mahasiswa dan mahasiswinya untuk bisa lulus strata satu (s1) dengan syarat hafal Al Quran dan menguasai ilmu ushuluddin.
Berangkat dari awal mula dibentuknya pada tahun 2018, saat ini ada kurang lebih 200 mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di STIU Wadi Mubarak.
Dalam waktu dekat ini, STIU Wadi Mubarak akan melangsungkan wisuda perdananya dengan meluluskan 40 wisudawan dan wisudawati program sarjana. Upacara wisuda Sarjana periode I tahun akademik 2020/2021 akan berlangsung di Ballroom Hotel Seruni Gunung Gede, Puncak, Selasa (26/10).
Sebanyak 40 lulusan program sarjana, terdiri dari 29 wisudawan (72,50 persen) dan 11 wisudawati (27.50 persen). Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi diraih Winnuriyah, mahasiswi dari program studi Ilmu Al Quran dan Tafsir dengan IPK 3,97.
Bukan hanya hafal Al Quran, mahir berbahasa Arab dan menguasai ilmu agama. Tiga orang di antaranya juga telah menyelesaikan bacaan sanad Al Quran dengan riwayat Hafs an ‘Ashim, dan 3 masih dalam tahap menyelesaikan bacaan sanad. Beberapa di antaranya ada yang melanjutkan bacaan sanad dengan riwayat Syu’bah an ‘Ashim.
STIU Wadi Mubarak juga kerap mengadakan sejumlah daurah terkait yang menunjang ilmu ushuluddin. Seperti daurah metode baca Quran (tibyan), daurah tajwid (Jazariyyah dan Tuhfatul Athfal), menghafal mutun thalabul ilmi, dan daurah menghafal Wahyain (Sahih Bukhari dan Muslim).
Disela-sela kesibukan kuliahnya, para mahasiswa/i juga diikutsertakan untuk bisa menghafal kitab hadis Sahih Bukhari-Muslim. Di antara pencapaiannya; satu mahasiswa berhasil menghafal 5 jilid, dua mahasiswa lainnya hafal 2 jilid, dan 5 yang lain berhasil menghafal 1 jilid.
Harapannya, para lulusan STIU Wadi Mubarak tidak saja hafal Al-Quran (mutqin) dan mendalami bidang keilmuan Al-Quran dan Tafsir, tetapi juga memiliki kesempatan untuk menjadi para pemimpin umat Islam di masa yang akan datang dengan bekal ilmu yang telah diambil selama masa pembelajaran.
Tingginya Minat Umat Islam Dalam Belajar Al Quran
Saat ini banyak sekali umat Islam yang ingin bisa mahir dalam membaca Al Quran, tetapi kurangnya sumber daya pengajar yang kompeten menjadi salah satu hambatan yang menahan gerak laju perkembangan dalam belajar Al Quran.
Betapa banyak anak-anak di pelosok negeri yang memimpikan mahir baca-tulis Quran, namun harapannya belum bisa terwujud.
Kami berharap dengan adanya para wisudawan/i STIU Wadi Mubarak ini, kami bisa memberikan kontribusi yang cukup besar bagi berlangsungnya kegiatan pembelajaran Al Quran.
Penulis: Zatha