Mendidik anak supaya bisa memahami dan menjaga fitrahnya berkaitan dengan perbedaan jenisnya (laki-laki/perempuan) merupakan hal penting.
Pendidikan ini juga penting untuk menanamkan adab dalam Islam yang banyak mengatur bagaimana seharusnya interaksi berlainan jenis harus dilakukan, baik antara sesama mahram atau pun bukan.
Dalam Islam, pendidikan ini dalam batasan tertentu sudah mulai dikenalkan sejak kanak-kanak. Hal ini penting dalam rangka menjaga (iffah) dan mengarahkan fitrah perbedaan jenis anak sejak dini sehingga bisa membangun orientasi yang benar ketika sudah dewasa nanti.
Selain dalam rangka menjaga fitrah tersebut, pendidikan yang dimaksud juga berfungsi untuk menjaga keselamatan diri dari berbagai bentuk kekerasan seksual yang rentan menimpa anak-anak.
Live Streaming Qur’anic Parenting: Apa Yang Cocok Untuk Anak Kita
Ada beberapa ajaran Islam yang bisa dikaitkan dengan masalah ini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua, di antaranya adalah:
1. Memisahkan tempat tidur anak laki-laki dengan anak perempuan
Tempat tidur yang bersamaan bagi anak-anak yang telah memasuki fase baligh sangat memungkinkan mereka mengalami sentuhan anggota tubuh yang tidak layak, menimbulkan rangsangan, bahkan mungkin terjadi hubungan yang tidak benar menurut syariat.
Rasulullah shallahu ‘alahi wasallam bersabda,” jika anak-anak kalian telah berusia tujuh tahun maka pisahkanlah tempat tidur mereka (HR. Abu Daud, 409, kitab as-salah)
Selain itu sangat tidak baik jika anak perempuan tidur bersama ayahnya atau anak laki-laki tidur bersama ibunya dalam satu ranjang jika telah memasuki umur 7 tahun.
Baca juga: 40 Mahasiswa Penghafal Al-Qur’an STIU Wadi Mubarak Diwisuda
2. Tidak melihat aurat anak kecil dan memperlihatkan aurat kepadanya
Kebiasaan anak-anak melihat aurat orang lain, atau dilihat auratnya oleh orang lain akan mendapatkan keburukan yang menyebabkan mereka kurang memiliki rasa malu.
Rasulullah shallalahu’alaihi wasallam bersabda, ”hendaknya orang tua tidak melihat aurat anaknya dan anak hendaknya tidak melihat aurat orangtuanya (HR. Hakim, Mustadrak No.5117)
3. Tidak menyentuh aurat anak-anak
Para ahli psikologi mengatakan bahwa anak-anak yang berusia enam sampai tujuh tahun sudah bisa membayangkan hubungan seksual.
Hendaknya orangtua tidak bermain-main dengan alat kelamin anak karena dapat menimbulkan rangsangan dan mempercepat masa baligh mereka. Itu secara tidak langsung mengajarkan pelecehan kepada mereka.
Baca Juga: Informasi Pendaftaran Islamic Center Wadi Mubarak Tahun 2022-2023
4. Membiasakan anak meminta izin ketika membuka pakaian di rumah
Al-Quran sudah menjelaskan dalam (surah An-Nur :59):
Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur dewasa, maka hendaklah mereka (juga) meminta izin, seperti orang-orang yang lebih dewasa meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha mengetahui, Maha bijaksana.
5. Hindari anak dari melihat orangtua ketika sedang berhubungan
Orangtua harus menjaga segala gerak-gerik, terutama hubungan “rahasia” mereka, agar jangan sampai sedikitpun tercium oleh anak-anak.
Orangtua harus selalu sopan, tidak berciuman, bercumbu atau melontarkan humor yang tidak pantas didepan anak-anak mereka.
Budayakan rasa malu didepan anak-anak agar mereka menjadi anak-anak yang santun.
Baca Juga 7 (Tujuh) Amalan Yang Mengalirkan Pahala Terus Menerus
6. Membatasi orang lain mencium anak laki-laki dan perempuan
Dalam sebuah riwayat, disebutkan, ”jika anak perempuan telah berusia enam tahun janganlah kalian menciumnya (selain ayah dan ibunya). Dan perempuan dilarang mencium anak laki-laki jika telah berusia tujuh tahun. (HR. At turmudzi No. 1109, Sahih Wa ‘dhaif sunan At-turmudzi)
Satu ciuman yang diberikan orang yang bukan mahram kepada anak-anak sangat membekas pada jiwa mereka, sehingga ketika sudah dewasa mereka mengalami kesulitan dalam menjaga kesucian dirinya.
7. Jauhkan anak dari yang berbau fornografi
Anak-anak harus dijaga agar mereka tidak saling mempertontonkan aurat, termasuk mencegah mereka dari melihat poster, gambar, atau film fornografi, karena mereka bisa terpengaruhi.
Maka dari itu orangtua harus memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya, orangtua bukan hanya fokus mendidik anaknya supaya berbakti pada orangtua saja.
Memang benar ”Surga berada dibawah telapak kaki ibu”, tetapi orangtua harus faham mengenai kewajiban yang lain untuk anak-anaknya, mulai dari ibadahnya, belajarnya, bahkan mengenai pendidikan seksualitasnya agar kelak menjadi generasi yang diridhai Allah Subhanahu Wata’ala.
Wallahu a’lam
Penulis: Hafizh Nur Zaman
Editor: Al.Choer